Kecamatan Malingping Sebuah Kota Dengan Banyak Cerita, Terkoneksi ke Tokoh Tiongkok

Buanasenanews.com – Kecamatan Malingping salah satu kecamatan terbesar kedua setelah Rangkasbitung, selain sering macetnya jalanan pasar Malingping yang di akibatkan oleh parkiran motor maupun mobil yang tidak memadai namun dipaksakan.

Malingping juga terkenal dengan keindahan panorama pantai bagedur yang bisa langsung dinikmati oleh para pecinta keindahan pantai sambil berlibur bersama keluarga.

Namun banyak masyarakat yang masih bingung dalam penyebutan nama salah satu kecamatan, yang terletak di Kabupaten Lebak, provinsi Banten.

Kebanyakan masyarakat luar menyebutnya Malimping, namun nama penyebutan yang benar adalah Malingping.

Malingping berada di Selatan Kabupaten Lebak di pesisir barat daya pulau jawa, membuat daerah ini memiliki banyak sumber daya alam laut dan pertanian.

Dengan hasil laut yang melimpah, masyarakat Malingping berhasil memanfaatkannya dengan mengolah menjadi salah satu makanan khas Malingping, yaitu bakso ikan dan ciri khas kota malingping juga selain bakso ikan ada leumeung.

Namun, dikutip buanasenanews.com dari kabarbanten.pikiran-rakyat.com masih banyak masyarakat yang belum tau asal-usul kata Malingping.

Baca Juga  Relawan Anis-Muhaemin Dirikan Rumah Singgah di Lebak

Kota Malingping memiliki sejarah yang cukup panjang dan memiliki beberapa versi dalam perjalanannya.

Banyak bukti sejarah peninggalan penjajahan Jepang dan Belanda, yang juga ditemukan di Kecamatan Malingping.

Bukti itu, ada dalam buku sejarah nama-nama tempat berdasarkan cerita rakyat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten tahun 2014, yang disusun oleh Juliadi dan Neli Wachyudin.

Nama Malingping berkaitan dengan kehadiran seorang pedagang yang berasal dari Tiongkok yang masuk ke Banten Selatan, tokoh itu bernama Ma’Lingping.

Hubungan dagang yang baik digelar bersama masyarakat lokal, sehingga berhasil membuka lahan untuk pemukiman warga sekitar.

Keberhasilan Ma’Lingping membuat pemukiman di kawasan itu, menjadi sangat berkembang dan banyak pedagang yang juga mencoba keberhasilannya.

Selain berdagang, karena lahan yang subur dan luas banyak masyarakat bergiat menjadi petani dan nelayan karena letaknya di pesisir laut.

Pemukiman itu semakin berkembang dan ramai penduduk. Tak dapat dipungkiri, akhirnya tokoh Tiongkok Ma’Lingping menjadi tetua di daerah tersebut.

Baca Juga  Kurangnya Pengawasan, Pembangunan P3-TGAI di Kecamatan Malingping Diduga Dikerjakan Asal Jadi

Setelah Ma’Lingping meninggal masyarakat menjadikan nama Ma’Lingping sebagai nama pemukiman sebagai tanda hormat atas jasa dan kerja keras beliau.

Pemukiman yang luas itu yang saat ini menjadi kecamatan Malingping, sehingga menjadi salah satu kecamatan terbesar kedua setelah kecamatan Rangkasbitung.

Meskipun jauh dari pusat administrasi Kabupaten Lebak, banyak masyarakat luar yang sengaja datang untuk menikmati keindahan pantai dan mencoba makanan khas Malingping yaitu, bakso ikan dengan kuah merah. (Hn)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *