ASEAN Jadi Titik Terang di Tengah Suramnya Ekonomi Dunia

buanasenanews.com/Jakarta – Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Kristalina Georgieva dalam ASEAN-Indo-Pasific Forum (AIPF), Jakarta, Selasa 5/9/2023. Karenanya, negara-negara di kawasan harus mampu mempertahankan kinerja perekonomian untuk menjaga kekuatan ekonomi kawasan.

ASEAN disebut juga sebagai titik terang di tengah suramnya perekonomian global. Itu karena perekonomian kawasan diprediksi mampu tumbuh lebih tinggi ketimbang prakiraan pertumbuhan ekonomi dunia.

“ASEAN harus terus melanjutkan pertumbuhan, tetap menjadi titik terang di tengah kondisi saat ini. Pertumbuhan dunia tahun ini (diperkirakan) 3%, sedangkan ASEAN 4,6% dan akan bertambah tinggi di tahun depan. Jadi mempertahankan pertumbuhan itu menjadi sangat penting,” ujarnya.

Menjaga perekonomian di level yang tinggi dan kuat menjadi krusial lantaran dinamika perekonomian global urung menunjukkan perbaikan yang pasti. Kristalina mengatakan, di level negara maju, hanya Amerika Serikat yang mampu mencatatkan level pertumbuhan di atas level sebelum pandemi covid-19.

Sementara kawasan Eropa masih belum menunjukkan tanda pembalikkan. Sebab, level perekonomian Benua Biru saat ini tercatat 2% berada di bawah level prapandemi covid-19. Sedangkan negara-negara berpendapatan menengah dan negara berkembang cenderung menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi.

Baca Juga  Kebebasan Pers dan Integritas Lokal SMSI Meriahkan World Press Freedom Day di TIM Jakarta

Selain kondisi perekonomian secara umum itu, lanjut Kristalina, tantangan ekonomi global juga bakal dihadapkan pada tingkat suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih panjang.

“Kami memperkirakan suku bunga akan tetap tinggi selama 2024 , atau bahkan hingga 2025. Itu ada konsekuensi terhadap ASEAN tentu saja dari sisi biaya dan niilai tukar. Itu akan tertekan, turun oleh tingginya suku bunga The Fed, bank sentral Eropa,” jelas Kristalina.

Untuk mempertahankan perekonomian di tengah gempuran-gempuran itu, ASEAN setidaknya harus mampu menjaga stabilitas ekonomi makro kawasan. Itu diperlukan agar kepercayaan masyarakat untuk berkonsumsi dan investor dalam menanamkan modal dapat terjaga atau bahkan mencatatkan pertumbuhan.

Selain itu, para pengelola keuangan negara di tiap negara anggota ASEAN harus mampu mencari titik seimbang terkait belanja publik. Pengeluaran untuk menghadirkan jaring pengaman sosial, memberikan pemanis bagi industri, dan optimalisasi pengumpulan uang negara melalui pajak menjadi keniscayaan.

Baca Juga  Perketat Ekspor UCO dan Utamakan Industri Dalam Negeri

“Berantas penghindaran pajak, dan konsentrasi pada belanja publik yang menghasilkan dampak. Lakukan investasi di pendidikan dan kecakapan. Ada peluang juga dari penduduk muda di ASEAN, mereka harus bisa mengembangkan kecakapannya karena mereka sebenarnya juga tahu akan ada ancaman dari AI,” pungkas Kristalina (HN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *